PPh (Pajak Penghasilan) adalah salah satu jenis pajak yang penting dalam sistem perpajakan di Indonesia. Terdapat beberapa jenis PPh yang perlu dipahami oleh wajib pajak, terutama PPh 21, PPh 23, dan PPh 25. Memahami perbedaan mendasar antara ketiganya akan membantu wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar dan tepat waktu. Artikel ini akan mengulas perbedaan utama antara PPh 21, PPh 23, dan PPh 25, agar Anda tidak salah dalam pelaporan dan pembayaran pajak.
Memahami PPh 21: Pajak Penghasilan Karyawan
PPh 21 adalah pajak atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Sederhananya, PPh 21 merupakan pajak yang dipotong dari gaji atau upah yang diterima oleh karyawan.
Objek PPh 21 meliputi gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi. Pihak yang memotong PPh 21 adalah pemberi kerja, seperti perusahaan atau instansi pemerintah. Penghitungan PPh 21 didasarkan pada Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dihitung dengan mengurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari penghasilan bruto.
Penting bagi perusahaan untuk menggunakan aplikasi gaji terbaik yang terintegrasi dengan sistem perpajakan agar penghitungan dan pelaporan PPh 21 dapat dilakukan secara otomatis dan akurat. https://www.programgaji.com/
Memahami PPh 23: Pajak Penghasilan Atas Modal, Jasa, dan Hadiah
Berbeda dengan PPh 21 yang dikenakan atas penghasilan karyawan, PPh 23 dikenakan atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti, sewa, hadiah, dan penghargaan, serta imbalan jasa lainnya. PPh 23 dikenakan saat pembayaran dilakukan kepada pihak penerima penghasilan, yang biasanya adalah Wajib Pajak badan atau orang pribadi.
Tarif PPh 23 bervariasi tergantung pada jenis penghasilan yang diterima. Secara umum, tarif PPh 23 adalah 15% dari jumlah bruto atas dividen, bunga, royalti, dan hadiah. Sedangkan untuk imbalan jasa, tarif PPh 23 adalah 2% dari jumlah bruto. Pihak yang memotong PPh 23 adalah pihak yang membayarkan penghasilan tersebut.
Misalnya, sebuah perusahaan yang membayar royalti kepada penulis buku akan memotong PPh 23 sebesar 15% dari jumlah royalti yang dibayarkan. Pemahaman yang benar mengenai objek dan tarif PPh 23 sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam pemotongan dan penyetoran pajak.
Memahami PPh 25: Angsuran Pajak Penghasilan Badan
PPh 25 merupakan angsuran pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak badan setiap bulan. Pembayaran PPh 25 bertujuan untuk meringankan beban pajak yang harus dibayarkan pada akhir tahun pajak. Besarnya angsuran PPh 25 dihitung berdasarkan penghasilan kena pajak tahun sebelumnya.
Rumus umum untuk menghitung PPh 25 adalah: (Pajak Penghasilan Terutang Tahun Lalu – Kredit Pajak Tahun Lalu) / 12. Kredit pajak tahun lalu termasuk PPh 23 yang telah dipotong oleh pihak lain.
PPh 25 wajib dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Keterlambatan pembayaran PPh 25 akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga. Oleh karena itu, penting bagi Wajib Pajak badan untuk mengelola keuangan perusahaan dengan baik agar dapat membayar PPh 25 tepat waktu.
Perbedaan Utama Antara PPh 21, PPh 23, dan PPh 25
Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan utama antara PPh 21, PPh 23, dan PPh 25:
| Fitur | PPh 21 | PPh 23 | PPh 25 |
|————–|——————————————|—————————————|———————————————–|
| Objek Pajak | Penghasilan karyawan (gaji, upah, dll.) | Dividen, bunga, royalti, imbalan jasa | Angsuran Pajak Penghasilan Badan |
| Penerima | Orang pribadi (karyawan) | Badan/Orang Pribadi | Badan |
| Pihak Pemotong| Pemberi Kerja | Pembayar Penghasilan | Wajib Pajak Badan (membayar sendiri) |
| Sifat Pajak | Pajak final/tidak final tergantung status | Pajak tidak final | Angsuran pajak, diperhitungkan di akhir tahun |
Memilih software house terbaik sangat penting untuk memastikan perusahaan memiliki sistem keuangan yang terintegrasi dan akurat dalam mengelola kewajiban perpajakan. https://www.phisoft.co.id/
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara PPh 21, PPh 23, dan PPh 25 sangat penting bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar. PPh 21 berkaitan dengan penghasilan karyawan, PPh 23 berkaitan dengan penghasilan atas modal, jasa, dan hadiah, sedangkan PPh 25 merupakan angsuran pajak penghasilan badan. Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, wajib pajak dapat menghindari kesalahan dalam perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pajak, sehingga terhindar dari sanksi administrasi.
